GRESIK, tretan.news – Malam penuh semangat sekaligus haru menyelimuti halaman acara milik MADAS (Madura Asli) DPC Gresik saat peringatan HUT ke-4 digelar, Selasa 20/08/2025.
Tidak sekadar pesta ulang tahun, momen ini dirangkai dengan tasyakuran walimatul khitan putra Ketua DPC, Raihan, buah hati dari Abah Salim.
Tampak hadir tokoh-tokoh penting: Ketua Umum DPP MADAS Bung Taufik, SH., MH., jajaran Kodim 0817, Polres Gresik, Babinsa, hingga undangan lintas daerah mulai dari DPD MADAS Jatim, DPD Bali, DPC Sidoarjo, DPC Sampang, serta para Ketua dan anggota DPAC se-Kabupaten Gresik.
Banser Gresik juga hadir, menegaskan bahwa persaudaraan lebih luas daripada sekadar bendera organisasi.
Hiburan Orkes New MADAS yang dipimpin Abah Salim dan Zalih Efendy dengan menggandeng artis nasional memang menghidupkan suasana.
Namun, yang jauh lebih penting adalah pesan sosial dan gerakan yang ditegaskan Bung Taufik di atas panggung.
“Momentum ulang tahun yang ke-4 ini bukan hanya acara seremonial, tapi tonggak konsolidasi. MADAS harus hadir sebagai wadah pengabdian dan pemberdayaan bagi masyarakat Madura Asli di manapun berada,” tegas Bung Taufik.
Pesan Ketua Umum jelas: sudah saatnya MADAS melampaui batas seremoni. MADAS diminta tampil sebagai organisasi panutan yang bersinergi dengan pemerintah, TNI-Polri, dan seluruh elemen bangsa. Tidak berhenti pada seremoni dan yel-yel, tetapi masuk ke sektor strategis:
– Membangun jaringan ekonomi sesama anggota,
– Menguatkan gerakan sosial kemasyarakatan,
– Mendorong kader muda tampil ke depan,
– Meneguhkan identitas Madura Asli sebagai penjaga marwah dan martabat bangsa.
“Kita tunjukkan bahwa warga Madura Asli itu teguh, kompak, bermartabat, dan berkomitmen menjaga NKRI,” tandasnya.
Sorak sorai dan yel-yel semangat memang menggetarkan lapangan. Namun, di balik gegap gempita, terselip pertanyaan: apakah semangat itu akan berlanjut menjadi program konkret, atau berhenti sebagai seremonial yang hanya menyisakan tepuk tangan?
Ketua Umum sendiri menutup pidatonya dengan pesan keras: loyalitas, kekompakan, dan kerja nyata harus jadi harga mati. MADAS ditantang untuk membuktikan bahwa ia bukan sekadar “rumah besar”, melainkan kendaraan perjuangan yang benar-benar bergerak di jalan rakyat.
Abah Salim, selaku tuan rumah, mengakhiri acara dengan ucapan terima kasih kepada semua tamu. Namun, yang paling penting adalah ucapannya yang lebih halus: “Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyambutan dan penghormatan.” pungkasnya.