GRESIK, Tretan.news – Suasana malam di Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Gresik, mendadak mencekam. Pada Rabu (29/7/2025) sekitar pukul 19.45 WIB, suara gemuruh disusul hujan debu putih menyelimuti permukiman warga.
Debu yang berasal dari cerobong pabrik milik PT Linde Indonesia itu diduga memicu gangguan kesehatan dan kerusakan lingkungan.
Sedikitnya empat warga mengalami iritasi mata dan sesak napas, hingga harus dilarikan ke RS Petrokimia Gresik untuk mendapatkan perawatan intensif. Debu diduga mengandung partikel perlit, sisa dari pembakaran abu vulkanik yang digunakan dalam proses industri.
“Warga tiba-tiba merasakan mata perih, kulit gatal, dan napas terasa berat. Ternyata debu dari cerobong pabrik menyebar ke kampung,” ungkap Zahid Khan, tokoh masyarakat setempat.
Puluhan rumah dan jalan desa dipenuhi debu putih. Aktivitas warga pun lumpuh. Tak terima, ratusan massa mendatangi pabrik PT Linde untuk menuntut mesin dimatikan dan meminta pertanggungjawaban penuh.
PT Linde Indonesia akhirnya menggelar pertemuan dengan warga di Balai Desa Roomo. Dalam mediasi itu, pihak perusahaan menyampaikan lima komitmen:
1. Mematikan mesin sumber kebocoran.
2. Menanggung seluruh biaya pengobatan korban.
3. Melakukan pembersihan lingkungan terdampak.
4. Melakukan evaluasi kesehatan jangka panjang.
5. Memberikan kompensasi atas kerugian materiil warga.
Namun mediasi berjalan panas. Hamid, seorang pedagang tempe, menyampaikan kekhawatirannya karena dagangannya terpapar debu.
“Saya khawatir produk tidak layak konsumsi dan butuh kompensasi,” tegas Hamid di hadapan pihak perusahaan.
Zainul, warga lainnya, menambahkan bahwa partikel yang tersebar bukan debu biasa.
“Ini hasil pembakaran, bisa berbahaya jika terhirup terus-menerus. Sangat berisiko!” ujarnya.
Zahid menekankan pentingnya tindakan konkret dari PT Linde, tidak hanya respons darurat.
“Setelah ini harus dibahas soal kerugian materiil dan non-materiil. Selain itu, kami mendesak realisasi program CSR dan pemberdayaan tenaga kerja lokal yang selama ini diabaikan,” kata Zahid.
Hingga berita ini diterbitkan, manajemen PT Linde Indonesia belum memberikan keterangan resmi kepada media. Sementara itu, pemantauan kesehatan warga dan evaluasi dampak lingkungan masih terus berlangsung.