KPK Periksa Komisioner Bawaslu dan Anggota DPRD Gresik Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah

Penulis : H. Syaiful

Berita, Hukum, Investigasi192 Dilihat

GRESIK, tretan.news – Suasana Mapolres Gresik mendadak menjadi sorotan pada Kamis (24/7/2025) sore. Dua nama penting di lingkungan politik lokal, Komisioner Bawaslu Gresik berinisial AMN dan anggota DPRD Gresik berinisial NTU, dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani pemeriksaan.

Pemanggilan keduanya diduga terkait pengusutan kasus korupsi dana hibah Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2021-2022.

Bungkam Setelah Pemeriksaan

AMN dan NTU menjalani pemeriksaan sejak sore hingga malam hari. Sekitar pukul 19.00 WIB, keduanya keluar dari Mapolres Gresik tanpa banyak kata. Wartawan yang sudah menunggu hanya mendapat sedikit tanggapan.

“Saya tidak tahu diperiksa soal apa,” ujar AMN singkat sambil berjalan cepat menuju kendaraannya.

Nada serupa juga diucapkan NTU. Dengan mengenakan kemeja putih dan masker, ia sempat terlihat santai duduk di depan ruang pemeriksaan sebelum gilirannya tiba. Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut, ia memilih irit bicara.

“Ya, tidak tahu juga ini. Masih menunggu giliran masuk ruangan,” ungkap NTU singkat.

Bagian dari Pengembangan Kasus Dana Hibah

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan adanya pemeriksaan tersebut. Menurutnya, ini merupakan bagian dari rangkaian pengembangan perkara dugaan tindak pidana korupsi (TPK) pengurusan dana hibah untuk Pokmas.

“KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi dugaan TPK terkait pengurusan dana hibah untuk Kelompok Masyarakat dari APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2021-2022,” jelas Budi dalam keterangannya.

Ia menambahkan, pemeriksaan dilakukan di Mapolres Gresik sejak sore hingga malam hari. Namun, KPK belum mengungkap detail materi pemeriksaan maupun status hukum pihak yang diperiksa.

Kasus Hibah Pokmas Kembali Disorot

Dana hibah Pokmas sebelumnya memang menjadi sorotan publik. Mekanisme penyalurannya yang melibatkan banyak pihak kerap disinyalir rawan disalahgunakan, mulai dari proses pengajuan proposal hingga pencairan anggaran.

Kasus ini menambah daftar panjang pengusutan dugaan korupsi di lingkungan pemerintah daerah, khususnya terkait hibah Pokmas yang menggunakan dana APBD.

Meski belum ada keterangan resmi lebih lanjut dari KPK, pemanggilan AMN dan NTU menjadi sinyal bahwa penelusuran aliran dana hibah ini terus berjalan dan bisa menyeret lebih banyak pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *