SURABAYA, tretan.news – Suasana kediaman H. Maron di Jalan Bubutan No.1 Surabaya terasa khidmat dan penuh doa. Tepat pukul tiga sore, para tamu mulai berdatangan.
Mereka datang bukan sekadar untuk berkunjung, tetapi membawa serta empati, duka cita, dan penghormatan dalam momen tujuh harian almarhumah ibunda H. Maron. Selasa (8 Juli 2025)
Sebagai sosok yang pernah menjabat Ketua SPEKAL Surabaya dan kini menjadi penasehat organisasi tersebut, H. Maron dikenal dekat dengan berbagai kalangan. Maka tak heran bila jajaran pengurus SPEKAL Surabaya hadir lengkap dalam takziyah itu.
Tampak pula para pengurus sentra, perwakilan pedagang kaki lima (PKL), rekan-rekan dari LBH Surabaya, serta koordinator dan pendamping dari Dinas Koperasi dan Perdagangan Surabaya turut memberikan doa dan dukungan moral.
Bagi sebagian orang, kehilangan orang tua adalah luka yang tak bisa sembuh sepenuhnya. Namun, kehadiran sahabat dan rekan seperjuangan kadang mampu memberi penghiburan yang berarti.
Dalam sambutannya, H. Maron mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus atas kehadiran mereka.
“Kami ucapkan terima kasih atas sumbang doanya kepada almarhumah ibu saya,” ucapnya dengan nada haru.
Tak hanya hadir secara fisik, doa-doa juga dipanjatkan tulus oleh mereka yang datang. Salah satunya disampaikan oleh H. Supriono, Litbang SPEKAL Jawa Timur, yang turut hadir mewakili pengurus tingkat provinsi.
“Semoga amal baik almarhumah diterima oleh Allah SWT,” ujarnya lirih di tengah suasana takziyah yang hening.
Takziyah kali ini bukan hanya menjadi momentum duka, tetapi juga refleksi akan nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan kepedulian dalam sebuah organisasi sosial seperti SPEKAL.
Dalam duka, kembali terlihat eratnya hubungan antar pengurus dan lintas lembaga, diikat oleh rasa kemanusiaan dan semangat saling menguatkan.