Tragedi di Rel Tenggulunan: Asisten Masinis Tewas Usai KA 470 Hantam Truk Trailer

Penulis : H. Syaiful

Berita, Peristiwa469 Dilihat

GRESIK, tretan.news — Suasana malam di Gresik berubah mencekam setelah sebuah kecelakaan tragis terjadi di perlintasan rel kereta api wilayah Kelurahan Tenggulunan, Kecamatan Kebomas, Selasa (8/4/2025).

Sebuah truk trailer bermuatan kayu gelondongan melintang di rel, dan Commuter Line KA 470 Jenggala yang melaju dari Stasiun Indro menuju Sidoarjo tak dapat menghindar.

Akibat benturan keras, ruang kendali kereta ringsek dan menjepit awak masinis. Asisten masinis, Abdillah Ramdan, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dirawat di RS Semen Gresik.

Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 18.35 WIB ini sontak mengundang perhatian publik. Menurut keterangan Kasatlantas Polres Gresik, AKP Rizki Julianda, truk trailer dengan nomor polisi W 8708 US diketahui baru keluar dari salah satu perusahaan kayu dan hendak menyeberangi rel menuju Jalan Kapten Darmo Sugondo. Namun nahas, truk belum sepenuhnya berhasil keluar dari rel saat KA 470 melaju.

“Truk tersebut belum sepenuhnya keluar dari rel dan hendak masuk ke Jalan Kapten Darmo Sugondo. Kondisi ini menghalangi jalur KA 470,” jelas AKP Rizki.

Masinis kereta sebenarnya telah berusaha memberikan peringatan. Klakson panjang dibunyikan dari kejauhan, namun truk tetap berada di jalur. Tabrakan pun tak terhindarkan.

“Kereta menabrak bagian belakang trailer. Masinis atas nama Purwo Pranoto dan asisten masinis, Abdillah Ramdan, mengalami luka berat. Abdillah meninggal dunia saat menjalani perawatan,” lanjutnya.

Polisi telah mengamankan Majuri, sopir truk asal Lamongan, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Proses hukum atas peristiwa ini tengah diproses oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Gresik.

Di sisi lain, muncul sorotan terhadap kondisi perlintasan tempat kejadian. Meski dilengkapi palang pintu, perlintasan di JPL 11 tersebut tidak dijaga petugas.

Kompol Gatot Setyo Budi, Kapolsek Kebomas, menyampaikan bahwa perlintasan itu dulunya merupakan jalan desa, namun kini lebih sering digunakan untuk lalu lintas industri.

“Menurut keterangan Lurah Tenggulunan, jalan tersebut masih tercatat sebagai jalan desa,” ungkap Kompol Gatot.

Tragedi ini menyisakan duka, terutama bagi keluarga korban dan dunia perkeretaapian. Sekaligus menjadi pengingat bahwa keselamatan di perlintasan sebidang masih menjadi pekerjaan rumah serius bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga disiplin dan kesadaran pengguna jalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *