SURABAYA, tretan.news – Di tengah masa penahanannya di Mapolsek Rungkut Surabaya, Galih (23), tersangka kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang beraksi di 40 tempat kejadian perkara (TKP), tetap dapat melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya.
Momen sakral ini berlangsung di mushola Mapolsek Rungkut, dengan dihadiri keluarga dari kedua mempelai.
Meski dalam keterbatasan, suasana haru menyelimuti prosesi ijab kabul. Keluarga Galih dan calon istrinya sebelumnya telah mengajukan permohonan agar pernikahan tetap bisa dilangsungkan meskipun ia sedang menjalani masa tahanan.
Permohonan tersebut akhirnya dikabulkan oleh Kapolsek Rungkut, AKP Agus Santoso, dengan tetap mengikuti prosedur yang berlaku.
Kapolsek Rungkut menegaskan bahwa meskipun seorang tersangka sedang menjalani proses hukum, hak-hak dasarnya tetap harus dihormati, termasuk hak untuk menikah.
“Sebagai warga negara, kita tetap fasilitasi haknya, termasuk untuk menikah. Ini juga bagian dari kemanusiaan. Alhamdulillah, di Mapolsek ada mushola yang bisa digunakan untuk prosesi pernikahan tersebut,” ujar AKP Agus Santoso pada Rabu (19/02/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kepolisian tidak hanya menjalankan tugas penegakan hukum, tetapi juga tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.
Dengan adanya kesepakatan dari keluarga kedua belah pihak dan pengajuan permohonan resmi, pihak kepolisian memberikan izin serta memfasilitasi pernikahan ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hukum Tetap Berjalan, Meskipun Galih telah melangsungkan pernikahan, proses hukum atas kasus curanmor yang menjeratnya tetap berlanjut. Usai prosesi akad nikah, ia kembali ke ruang tahanan untuk menjalani masa hukumannya.
“Ini juga bentuk perhatian kami terhadap aspek sosial. Hukum tetap berjalan, tetapi sisi kemanusiaan juga harus diperhatikan.
Semoga langkah ini menjadi contoh bahwa hukum dan kemanusiaan bisa berjalan berdampingan, memberi harapan bagi mereka yang menjalani proses hukum,” tutup Kapolsek Rungkut.
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa di balik ketegasan penegakan hukum, nilai-nilai kemanusiaan tetap dijunjung tinggi. Bagi Galih, pernikahan ini mungkin menjadi titik balik dalam hidupnya, membawa harapan baru di tengah proses hukum yang harus dijalaninya.