PAMEKASAN, Tretan.news – Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Banyuanyar (STAI DUBA) menggelar acara wisuda ke-IV untuk Program Studi Bahasa dan Sastra Arab tahun akademik 2024. Sebanyak 89 wisudawan dilantik, terdiri dari 74 mahasiswa dan 15 mahasiswi yang berhasil meraih gelar Sarjana Humaniora (S.Hum).
Acara pelaksanaan wisuda berlangsung di Halaman Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang terletak di area Pondok Pesantren Banyuanyar, Potoan Daya, Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada Ahad (22/12/2024).
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, diantaranya Ketua STAI DUBA RKH. Sholehuddin Al Ayubi, Lc., MA., Pengasuh LPI Pondok Pesantren Banyuanyar RKH. Hasbullah Muhammad Syamsul Arifin, Lc., Dewan Pengasuh PonPes Banyuanyar beserta keluarga besar, serta berbagai pejabat dari Kopertais Wilayah IV Jawa Timur.
Hadir pula Mentra STAI DUBA Ahmad Baidowi Center (ABC) Dr. H. Ahmad Baidowi, S.Sos., M.Ag., Direktur KPPS NURI Jawa Timur Muhlisin, SH., Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan MH. H. Aly Masykur, S.H., serta seluruh anggota Dewan dari Fraksi PPP. Selain itu, para dosen civitas akademik para guru di LPI PonPes Darul Ulum Banyuanyar, para Kepala Desa alumni PonPes Banyuanyar, tokoh masyarakat, para ulama, dan wali wisudawan.
Sebelum acara dimulai, Rizky Maulana, salah satu wisudawan, meminta kepada seluruh hadirin untuk bersama-sama membaca Al-Fatihah untuk mengenang salah satu teman mereka, almarhum Ustadz Solehuddin, seorang mahasiswa STAI DUBA yang telah meninggal dunia sebelum wisuda.
“Semoga Allah SWT menerima amal baiknya dan memasukkannya ke dalam surga,” kata Rizky Maulana.
Dalam kesempatan tersebut, Rizky Maulana, S.Hum., sebagai perwakilan dari wisudawan, menyampaikan pesan dan kesan untuk STAI DUBA. Ia mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh para pengajar selama empat tahun belajar di STAI DUBA.
“Dan Alhamdulilah kami dengan tiga teman saya juga merasa sangat beruntung telah diberikan kesempatan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Mekkatul Mukarromah selama tiga bulan,” ujarnya.
Rizky juga mengungkapkan bahwa pengalaman di STAI DUBA telah membentuk mereka menjadi insan yang berwawasan luas dalam ilmu agama, serta memiliki keahlian dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan dan ketaqwaan (Iptaq) dan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk kemaslahatan umat.
“Kami sangat bangga sekali bisa kuliyah di STAI DUBA yang mempunyai kapabiltas dan integritas luar bisa. Sehingga kami di cetak menjadi insan yang berwawasan luas dalam ilmu agama dan punya keahlian dalam mengembangkan iptak dan iptek kepada masyarakat umumnya, khususnya kepada diri kita sendiri agar lebih baik dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa,” pungkasnya.
Pengasuh LPI Pondok Pesantren Banyuanyar, RKH. Hasbullah Muhammad Syamsul Arifin, Lc., dalam sambutannya, berharap agar seluruh wisudawan tidak berhenti belajar setelah memperoleh gelar S1, melainkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti S2 (Magester) atau bahkan S3 (Doktor).
“Semoga ilmu yang di dapatkan dari Pondok Pesantren Banyuanyar barokah dan bisa bermamfa’at bagi umat, agama, bangsa dan negara,” dauh RKH. Hasbullah.
Beliau juga mengharap STAI DUBA bisa mengembangkan program pascaserjana Magester (S2) dan bahkan sampai program Doktor (S3) di masa depan.
Lebih lanjut, RKH. Hasbullah menekankan pentingnya tetap menjaga ajaran islam dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Beliau menambahkan bahwa STAI DUBA akan terus istiqomah dalam menerapkan metode pembelajaran yang unik, di mana mahasiswa putra dan putri tidak belajar di satu kampus yang sama, dengan putra di luar dan putri di dalam pondok.
“Wisudapun harus tetap pelaksanaannya di pisah, yaitu harus bepegang teguh pada ajaran islam,” tegas beliau.
Ketua STAI DUBA, RKH. Sholehuddin Al Ayubi Muhammad Syamsul Arifin, Lc., MA., dalam sambutannya berharap agar STAI DUBA dapat mencetak cendekiawan muslim yang berintegritas, berakhlakul karimah, serta memiliki budi pekerti yang baik dan luhur. Ia mengingatkan visi misi STAI DUBA yang berfokus pada pencapaian ilmu dan Taqwa.
“Khoiru ummah dan khoirunnas amfauhum linnas, sesuai dengan visi misi STAI DUBA sehingga menjadi kampus IT yang berlandaskan (Ilmu dan Taqwa),” ujarnya.
“Tiada kebahagian kecuali ilmu yang bermamfa’at serta rasa takut kepada Allah SWT, karena itu yang membawa kebahagian dunia dan akhirat,” sambungnya.
Saat ini, STAI DUBA telah membuka lima program studi (prodi) yang sudah berjalan, yakni: 1) Prodi Bahasa dan Sastra Arab, 2) Ekonomi Syari’ah, 3) Hukum Tata Negara, 4) Manajemen Pendidikan Islam, dan 5) Pendidikan Bahasa Arab.
RKH. Sholehuddin juga memaparkan beberapa prestasi STAI DUBA, di antaranya pengiriman dosen ke Malaysia sebagai tenaga pengajar, imam, dan tutor. Selain itu STAI DUBA telah menjalin MOU (kerja sama) dengan Kedutaan Besar Malaysia dan Mekkah, serta mengirimkan mahasiswa sebagai KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) di Mekkah selama 3,5 bulan.
Gelar sarjana yang diperoleh oleh para wisudawan STAI DUBA bukan hanya sebagai tanda pencapaian akademik, tetapi juga sebagai bukti bahwa pendidikan tidak mengenal batas usia. Seperti yang dicontohkan oleh guru senior yang sudah berusia 50-60 tahun, yang meskipun sudah setara dengan gelar Doktor, yang sekarang diwisuda Gelar Sarjana Bahasa dan Sastra Arab (S.Hum).
“Beliau-beliau sedang membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus belajar. Guru sepuh ini telah menunjukkan bahwa keilmuan tidak semata-mata diukur dari gelar akademik, melainkan dari kontribusi nyata kepada masyarakat,” paparnya.
“Mereka adalah sosok-sosok yang selama bertahun-tahun menjadi teladan di sekolah, madrasah dan pesantren, memberikan ilmu dengan cinta, dan menanamkan nilai-nilai moral kepada murid-muridnya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Dr. KH. Ilhamullah Samarhan, M.Ag., Wakil Kopertais wilayah IV Jawa Timur, menyampaikan kekagumannya terhadap kemajuan STAI DUBA yang kini telah mampu Go Internasional dalam sirkulasi keilmuannya, bisa menjadi tenaga pengajar, menjadi imam, menjadi tutor di Malaysia, Singapura, Thailand, Arab Saudi dan Makkatul Mukarromah.
“STAI DUBA sudah melibatkan diri dalam pendidikan internasional dengan mengirimkan tenaga pengajar, imam, dan tutor ke Malaysia, Singapura, Thailand, Arab Saudi, dan Mekkah,” tuturnya.
Dr. KH. Ilhamullah juga mengungkapkan optimisme bahwa STAI DUBA dapat berkembang lebih maju dan bertransformasi menjadi Institut of Banyuanyar, mengingat jumlah mahasiswanya sudah mencapai lebih dari 1.000 orang dan persyaratan lainnya sudah terpenuhi.
Dengan segala prestasi dan potensi yang dimilikinya, STAI DUBA diyakini akan terus berkembang dan mampu bersaing dengan kampus-kampus lain yang sudah lebih dulu maju.
“Saya tidak ragu dengan Banyuanyar karena dengan kapabiltasnya, skill, knowledge, dan attitudenya sangat luar biasa. Sehingga bisa bersaing dengan kampus lain yang sudah lebih dulu maju,” tandasnya.